Blogger Widgets

Sabtu, 11 Januari 2014

Tolong...Gumamku!


oleh Leni Indriani

Tolong...
Tolong... tolong...
Ini bukan teriakan mulutku
Tapi hati, hati inilah yang terus bergumam
Bagaimana, bagaimana bisa seperti ini?
Jelas saja Anda tidak tahu...
Karena Anda tidak mendengar teriakkanku
Tidak ada yang bisa menolong
Hanya yang mempunyaiku yang mampu menyembuhkan sakitku
Tolong...
Tolong...tolong...
Apakah engkau harus terus berteriak?
Tanpa memperhatikan aku dan keinginanku
Tidak ada hal yang perlu engkau gumamkan
Sang Maha Mendengar pun akan tahu tanpa aku dengarkan
Sampaikanlah semua pada-Nya
Biarkan hanya engkau yang mengadu, dan bukan hati yang lain...

Sabtu, 04 Januari 2014

Evaluasi Kurikulum


EVALUASI KURIKULUM
           A.    Definisi Evaluasi Kurikulum
     Berdasarkan penjabaran katanya definisi evaluasi kurikulum adalah sebagai berikut :
·         Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
·         Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
B.     Tujuan evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Menentukan efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran.
2.       Menentukan keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran.
3.      Menentukan tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik.
4.      Menentukan masukan untuk memperbaiki program.
5.      Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum.
6.      Menetapkan keterkaitan antarkomponen kurikulum
C.     Cakupan proses evaluasi
1.      Judgement (Menetapkan suatu nilai)
·         Subjektif
·         Objektif (berdasar kriteria yang disepakati)
2.      Kriteria
·         Internal (program)
·         Eksternal (luar program)
3.      Objek Penilaian
·         Luas (Program Pendidikan)
·         Terbatas (Program belajar-mengajar)


Sedangkan kategori evaluasi kurikulum meliputi :
a.       Penilaian Konteks
·         Dasar dalam menentukan tujuan program
·         Fisibilitas dengan kondisi dan situasi dimana program itu akan dilaksanakan
b.      Penilaian Input (Masukan)
·         Memperoleh informasi dan menyajikan keterangan sebagai dasar pemanfaatan sumber daya untuk pencapaian tujuan
c.       Penilaian Proses
·         Mengetahui kekuatan/kelemahan rencana dan pelaksanaan
·         Memperoleh informasi untuk perbaikan, penyempurnaan, pengembangan program
d.      Penilaian Output (Keluaran-Hasil)
·         Menentukan keberhasilan program dan dampaknya
D.    Dimensi evaluasi kurikulum
Dimensi evaluasi kurikulum terdiri dari :
·         Dimensi program
·         Dimensi pelaksanaan, meliputi :
a)      Masukan
b)      Proses
c)      Keluaran
d)     Dampak
            E.     Prinsip evaluasi kurikulum

            Program evaluasi kurikulum didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut :

a)      Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu : setiap program evaluasi kurikulum terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara jelas dan spesifik. Tujuan-tujuan itu pula yang mengarah kegitan-kegiatan sepanjang proses evaluasi kurikulum itu dilaksanakan.
b)      Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif : pelaksanaan dan hasil evaluasi kurikulum harus bersifat objektif , berpijak pada pada apa adanya dan bersumber dari data yang nyata dan akurat yang diperoleh melalui instrument yang terandalkan.
c)      Evaluasi kurikulum bersifat komprehensif : pelaksanaan evaluasi mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus mendapatkan perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum pengambilan keputusan.
d)     Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif : tanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan seperti guru, kepala sekolah, penilik, orang tua, bahkan siswa sendiri di samping menjadi tanggung jawab utama lembaga penelitian dan pengembangan.
e)      Evaluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efisien : pelaksanaan evaluasi kurikulum harus memperhatikan factor efisiensi, khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, peralatan yang menjadi unsur penunjang, dan oleh karenanya harus diupayakan agar hasil evaluasi lebih tinggi atau paling tidak berimbang dengan material yang digunakan.
f)       Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan : hal ini perlu mengingat tuntutan di dalam dan diluar system sekolah yang meminta diadakannya perbaikan kurikulum.

F.      Bentuk evaluasi kurikulum
Adapun bentuk evaluasi kurikulum adalah sebagai berikut :
a)      Penilaian formatif (monitoring)
·         Dilaksanakan pada saat berlangsungnya suatu program
·         Tujuan utamanya memperbaiki kelemahan sesegera mungkin, build in dalam pelaksanaan program
·         Dilaksanakan secara kontinu agar objektif dan komprehensif
·         Hasilnya segera disusun dan digunakan dalam program selanjutnya
·         Alat penilaian : observasi, wawancara, tes
·         Penilai : pengajar/pelatih, kepala diklat, supervisor, tim penilai khusus
·         Segi yang dinilai : pelaksanaan pengajaran, penilaian, bimbingan, administrasi, penggunaan sumber belajar, sarana pendidikan, dll.

b)      Penilaian sumatif
·         Dilaksanakan setelah selesainya suatu program
·         Tujuan utamanya menilai keberhasilan suatu program dilihat dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
·         Aspek yang dinilai terutama produk atau hasil dari program

            G.    Langkah-langkah dalam evaluasi kurikulum

a.       Fokus, bagian pertama dari prosedur yang sangat penting, untuk menentukan sifat dari sebuah evaluasi.  Adapun langkahnya adalah:
·         Identifikasi audiens
·         Mengklarifikasi tujuan evaluasi
·         Menjelaskan informasi yang dibutuhkan
·         Menemukan informasi yang telah ada
·         Mendefinisikan prinsip-prinsip dari evaluator
b.      Persiapan, meliputi penentuan teknik-teknik dalam mengumpulkan data. Adapun langkahnya adalah:
·         Menentukan kapan dan dari siapa informasi yang dibutuhkan
·         Menentukan teknik dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data
·         Menentukan sample yang akan digunakan untuk eveluasi
·         Memilih atau mengembangkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan informasi
c.       Implementasi, mengumpulkan semua informasi yang relevan
d.      Analisis, perhitungan secara statistik atau menjelaskan analisis dari informasi yang telah dikumpulkan. Hal ini mencakup:
·         Menentukan standar atau kriteria dari kurikulum
·         Menentukan pengaruh yang potensial dari kurikulum
·         Menentukan seluruh konsekuensi dari tindakan kurikulum
·         Menentukan seluruh kasus dan efek yang berhubungan dalam kurikulum
e.       Laporan, adalah langkah terakhir yang meliputi interpretasi dari analisis dan keadaan serta rekomendasi yang disebarkan. Hal ini mencakup:
·         Menginterpretasi informasi yang telah dianalisis
·         Menyimpulkan suatu keadaan dan rekomendasi tentang kualitas dan relevansi dari kurikulum
·         Mengajukan cara untuk membuat rekomendasi
·         Catatan staff dan sumber sebagai syarat dalam merekomendasi
·         Menyebarkan informasi kepada audiens


Sumber :
http://tepenr06.wordpress.com/2011/12/01/evaluasi-kurikulum/







History of Vector


   
The parallelogram law for the addition of vectors is so intuitive that its origin is unknown. It may have appeared in a now lost work of Aristotle (384 – 322 B.C.), and it is in the Mechanics of Heron (first century A.D.) of Alexandria.  It was also the first corollary in Isaac Newton’s (1642–1727) Principia Mathematica (1687). In the Principia, Newton dealt extensively with what are now considered vectorial entities (e.g., velocity, force), but never the concept of a vector. The systematic study and use of vectors were a 19th and early 20th century phenomenon.
Vectors were born in the first two decades of the 19th century with the geometric representations of complex numbers.  Caspar Wessel (1745–1818), Jean Robert Argand (1768–1822), Carl Friedrich Gauss (1777–1855), and at least one or two others conceived of complex numbers as points in the two-dimensional plane, i.e., as two-dimensional vectors.  Mathematicians and scientists worked with and applied these new numbers in various ways; for example, Gauss made crucial use of complex numbers to prove the Fundamental Theorem of Algebra (1799).  In 1837, William Rowan Hamilton (1805–1865) showed that the complex numbers could be considered abstractly as ordered pairs (a, b) of real numbers. This idea was a part of the campaign of many mathematicians, including Hamilton himself, to search for a way to extend the two-dimensional "numbers" to three dimensions; but no one was able to accomplish this, while preserving the basic algebraic properties of real and complex numbers.